Gi-media.com Serdang Bedagai — Dugaan Pungutan Liar (Pungli) yang terjadi di SMP negeri 1 Dolok Masihul, Serdang Bedagai provinsi Sumatra Utara dianggap sumbangan siswa inisiatif sebagai bentuk balas budi terhadap sekolah dari siswa
Sumbangan uang yang dikutip pada setiap siswa yang lulus tahun ajaran 2023-2024 dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri 1 Dolok Masihul tersebut diperuntukkan membeli Pot Bunga, Burung dan juga Ikan
Rosnita Purba, S.P.d kepala sekolah SMP negeri 1 Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai provinsi Sumatra Utara yang membenarkan adanya kutipan tersebut, ketika dikonfirmasi wartawan kamis (06/06/2024) di meja kerjanya terkait tindakan sekolah yang dianggap menyalahi aturan mengatakan kalau itu semua inisiatif para siswa yang lulus
“Pot bunga, burung, dan Ikan yang dipungut dari siswa SMP lulusan tahun 2024 itu inisiatif para siswa digunakan sebagai bentuk balas Budi terhadap sekolah” ungkap kepala sekolah
Kejanggalan lain dari permasalahan dugaan pungli tersebut juga ditanyakan pihak media kepada kepala sekolah Rosnita, terkait pemberitahuan kepada para murid agar berkumpul dirumah wakil kepala sekolah, dengan berpakaian baju sekolah untuk mendata siswa yang memberi dan menjadi dokumentasi dengan alasan ada wartawan disekolah, Rosnita hanya mengatakan saya tidak tau soal itu
Menanggapi dugaan pungli tersebut salah satu aktivis pemerhati Pendidikan dari Dewan Pimpinan Daerah Sumut lembaga Pemantau kinerja Aparatur Negara P N (PENJARA P N) Zulkifli menyatakan, sudah sepatutnya seluruh sekolah harus mematuhi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Mendikbud No 60 Tahun 2011 Tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan.
Zulkifli menghimbau agar siswa, wali murid, dan masyarakat yang mendapat perlakuan seperti itu dari pihak sekolah, segera melapor ke Dinas Pendidikan dan Pihak Penegak Hukum
“Kalau masih ada sekolah seperti itu kami akan laporkan ke DRPD Tingkat 1 untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) supaya ditindak tegas itu Kepala Sekolahnya,” tegasnya.
Hasil penelusuran media beberapa wali murid menceritakan keberatan mereka terhadap ketentuan sekolah yang terkesan mengada- ada sehingga tidak dapat mereka terima. Meski demikian ada juga yang lebih memilih bungkam terkait dugaan uang kutipan anak mereka.
(Tim/Red)
Discussion about this post