Gi-media.com Desa Sumbawa Kecil, Nusa Tenggara Barat, dulu hanya mengenal dua warna: hitam dan remang. Setiap malam, setelah matahari tenggelam, aktivitas seakan berhenti. Anak-anak belajar ditemani lampu minyak berasap. Ibu-ibu menyiapkan masakan tergesa. Nelayan duduk di beranda, memperbaiki jaring seadanya.
“Kalau lampu minyak habis, ya sudah, tidur saja. Tidak ada pilihan lain,” kenang Siti, ibu rumah tangga yang kini memiliki warung.
Hidup dalam keterbatasan energi adalah hidup dalam kegelapan. Malam bukanlah waktu produktif, melainkan hening yang membatasi langkah.
Saklar Pertama, Titik Balik Perubahan
Semuanya berubah pada 2023, ketika PLN membangun jaringan listrik di desa tersebut. Gardu distribusi berdiri, kabel ditarik, dan aliran listrik pun masuk.
Siti masih ingat jelas, saat pertama kali ia menyalakan lampu neon di rumahnya. “Saya menangis. Rumah kami terang, anak-anak bisa belajar, warung bisa buka sampai malam. Hidup terasa berbeda.”
Peristiwa sederhana itu bukan hanya soal cahaya. Itu simbol hadirnya negara melalui PLN: energi berkeadilan untuk semua, bahkan hingga ke wilayah 3T.
Energi yang Menghidupkan Ekonomi
Warung & UMKM
Siti kini membuka warung hingga larut malam. Omzet meningkat hampir dua kali lipat. “Dulu orang beli siang hari saja. Sekarang malam ramai, orang beli minuman dingin, pulsa, es batu. Listrik bikin usaha saya maju.”
Nelayan & Freezer Listrik
Nelayan desa juga merasakan perubahan besar. Mereka kini punya freezer listrik. Hasil tangkapan bisa disimpan lebih lama, kualitas ikan lebih terjaga, harga jual stabil. Bahkan, anak-anak muda desa mulai menjual secara daring.U
Umkm Desa
Menurut catatan PLN, lebih dari 2.000 UMKM di kawasan 3T tumbuh pesat setelah mendapat akses listrik. Energi menjadi katalis ekonomi, memperpanjang jam produktif, dan membuka pasar baru.
Listrik untuk Pendidikan & Kesehatan
Pendidikan
Dengan listrik, anak-anak bisa belajar di malam hari. Ahmad, siswa SMP, merasa lebih bersemangat.
> “Sekarang kami bisa belajar lewat internet, ikut bimbel online, bahkan bikin tugas sampai malam. Dulu terbatas buku dan cahaya lampu minyak.”
Kesehatan
Di puskesmas, listrik membawa revolusi. Lemari pendingin menyimpan vaksin dengan aman. Alat medis sederhana bisa berfungsi optimal. “Kualitas layanan meningkat drastis. Pasien merasa lebih tenang,” kata dr. Lilis, dokter setempat.

PLN dan Energi Berkeadilan
Menurut Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, Andi Prasetyo, kehadiran listrik di desa bukan sekadar proyek, melainkan komitmen PLN menghadirkan energi berkeadilan.
> “Kami percaya, listrik bukan hanya penerangan. Listrik adalah pintu masuk pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Itu sebabnya PLN terus bekerja keras melistriki desa-desa 3T, meski tantangan geografisnya luar biasa.”
PLN mencatat rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 99,87% pada 2024, mendekati target 100%. Angka ini menandai hampir seluruh rumah tangga Indonesia kini memiliki akses listrik.
Keunggulan PLN dalam konteks ini adalah:
Jangkauan terluas: menjangkau desa terpencil, pulau terluar, hingga kawasan perbatasan.
Komitmen sosial: menghadirkan energi bukan demi keuntungan semata, melainkan pemerataan pembangunan.
Kapasitas besar: mampu membangun ribuan kilometer jaringan, ratusan gardu distribusi, serta ribuan desa baru setiap tahun.
Transisi ke Energi Hijau
Hadirnya listrik PLN bukan hanya soal sambungan kabel. Itu juga pintu masuk menuju transisi energi hijau.
Di Desa Sumbawa Kecil, PLN mulai mendorong penggunaan panel surya atap dan microhydro kecil. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah menuju Net Zero Emission 2060.
Menurut data RUPTL 2025–2034, 76% tambahan kapasitas listrik baru akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT). PLN juga sudah mengembangkan anak perusahaan, PLN Nusantara Renewables, yang mengelola kapasitas hijau 910 MW, menghindari emisi 2 juta ton CO₂ per tahun.
Kepala Desa Darwis menegaskan:
“Kalau dulu kami bicara minyak tanah, sekarang kami bicara energi surya dan listrik ramah lingkungan. Anak-anak desa mulai paham arti energi hijau.”
Nilai dan Manfaat PLN bagi Masyarakat
Keutamaan PLN bisa dilihat dari beberapa aspek nyata:
1. Manfaat Ekonomi: UMKM tumbuh, nelayan naik kelas, warga punya akses usaha lebih luas.
2. Manfaat Sosial: pendidikan lebih terbuka, layanan kesehatan meningkat, kualitas hidup terangkat.
3. Keunggulan PLN: jaringan terluas, infrastruktur terintegrasi, serta program tanggung jawab sosial yang nyata.
4. Value Nasional: PLN bukan sekadar korporasi listrik, melainkan instrumen negara untuk menghadirkan keadilan sosial melalui energi.
Suara Perubahan
Siti, pemilik warung: “Dulu malam berarti tidur, sekarang malam berarti peluang.”
Agus, pemuda pengusaha kopi: “Saya bisa berjualan ke luar daerah berkat listrik dan internet di rumah.”
dr. Lilis, tenaga medis: “Listrik menyelamatkan nyawa karena vaksin terjaga.”
Darwis, kepala desa: “Listrik membuka jalan anak-anak kami menuju masa depan.”
PLN (Andi Prasetyo): “Energi berkeadilan adalah janji kami—dari kota hingga pelosok.”
Tantangan & Harapan
Tantangan tetap ada: distribusi ke pulau terpencil, kualitas jaringan, dan pendanaan infrastruktur. Namun PLN terus mencari solusi—mulai dari konversi PLTD ke energi terbarukan, pembangunan smart grid, hingga pengembangan kendaraan listrik.
Menurut PLN, investasi Rp22 triliun dibutuhkan untuk mencapai 100% elektrifikasi hingga 2025. Meski mahal, nilai sosial dan ekonomi yang dihasilkan jauh lebih besar.
Kini, malam di Desa Sumbawa Kecil tak lagi gulita. Anak-anak belajar dengan semangat, warung beroperasi hingga larut, nelayan menjaga hasil tangkapan, puskesmas lebih modern. Semua bermula dari sebuah saklar sederhana.
“Listrik bukan hanya terang, tapi harapan,” ujar Kepala Desa Darwis.
Harapan itu adalah simbol kehadiran PLN—menerangi negeri, memberdayakan ekonomi, dan mengantarkan Indonesia menuju masa depan energi berkeadilan dan berkelanjutan.
Discussion about this post