Gi-media.com Depok, Jawa Barat — Di sebuah gang kecil yang nyaris tak muat dua motor berpapasan,
Aroma roti hangat menyusup di antara kabut pagi.
Dari dapur sederhana di rumah kontrakan mungil, suara loyang beradu pelan dengan tungku listrik yang menyala redup.
Di sanalah Ibu Rika (38) berdiri — tubuh mungilnya sedikit condong ke kiri karena kaki palsu yang mulai longgar, tapi matanya tetap teguh memandang masa depan.
Tiap pagi, dua anak laki-lakinya, Rehan dan Dimas, duduk di meja kecil sambil mengerjakan PR sekolah, sementara ibunya menyiapkan adonan roti.
Dari dapur itulah, hidup mereka kembali diuleni, dari air mata, menjadi harapan.
Dari Luka Menjadi Adonan
Dua tahun lalu, sebuah kecelakaan di Jalan Juanda Depok mengubah hidupnya.
Kaki kirinya diamputasi, suaminya pergi, dan seluruh beban hidup berpindah ke pundaknya yang kecil.
“Waktu itu, saya hanya bisa menangis,” kisahnya lirih. “Saya pikir, ini akhir dari segalanya.”
Namun hidup, seperti halnya adonan roti, bisa tumbuh kembali — asal diberi waktu dan kehangatan.
Dengan oven pinjaman dari tetangga, Ibu Rika mulai membuat roti sederhana.
Ia belajar dari video di ponsel tua, berjualan di pinggir jalan sambil menahan sakit dari kaki palsu barunya.
Tiap adonan yang ia uleni, tiap roti yang ia panggang, membawa pesan yang sama: “Saya belum kalah.”
Hari-hari pertama penuh ujian.
Roti sering gosong, dagangan tak laku, hujan datang tanpa ampun. Tapi Ibu Rika tak berhenti.
“Kalau saya menyerah, anak-anak saya makan apa?” katanya, tersenyum samar.
Saat FIFGROUP Datang Membawa Cahaya
Suatu sore, seorang pelanggan memperkenalkannya pada FINATRA, unit layanan mikro dari FIFGROUP, bagian dari Astra Financial.
Di sinilah pertemuan itu menjadi titik balik.
Melalui pembiayaan mikro yang mudah dan cepat, Ibu Rika bisa membeli oven listrik, etalase kaca, dan motor bekas untuk mengantar pesanan pelanggan.
Yang lebih penting — ia mendapatkan pendampingan dan pelatihan literasi keuangan, sesuatu yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan bisa ia miliki.
“Saya kira pembiayaan itu cuma buat orang punya toko besar,” ujarnya lembut. “Ternyata, justru saya yang dibantu duluan. Mereka nggak cuma kasih modal, tapi kasih semangat.”
Bagi FIFGROUP, kisah seperti Ibu Rika bukan sekadar angka transaksi. Ia adalah potret keuangan yang berpihak pada manusia — menghadirkan harapan bagi mereka yang nyaris tak lagi percaya pada diri sendiri.
Kekuatan yang Tak Terlihat
Kini, dapur Ibu Rika tak lagi sekadar tempat memanggang roti. Ia menjelma ruang kecil tempat dua anaknya belajar arti ketekunan.
Sore hari, Rehan dan Dimas membantu membungkus roti sambil bercanda ringan. Di sela tawa itu, terselip impian.
“Kalau nanti kami besar, kami mau beliin Ibu kaki baru,” kata Dimas polos.
Ibu Rika tertawa kecil, lalu memeluk mereka erat.
“Ibu sudah punya kaki paling kuat, kalian,”
jawabnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia tahu, kekuatan tak selalu terlihat. Kadang tersembunyi di balik tangan yang lelah, di balik peluh, di balik senyum yang tetap ia pasang meski hati retak.
Feminisme yang Lahir dari Dapur
Kisah Ibu Rika bukan hanya kisah ekonomi, tapi kisah feminisme yang lembut dan berakar — feminisme yang lahir bukan dari panggung, melainkan dari dapur kecil yang beraroma roti.
Ia adalah potret perempuan penyintas disabilitas, ibu tunggal, dan pejuang ekonomi keluarga.
Tapi Ibu Rika tidak menuntut belas kasihan. Ia hanya ingin kesempatan untuk kuat, dan FIFGROUP memberinya ruang itu.
“FIFGROUP tidak datang sebagai penyelamat, tapi sebagai sahabat,” tulis salah satu pendamping program literasi mereka.
“Kami ingin perempuan seperti Ibu Rika tahu, bahwa kekuatan sejati bukan soal memiliki segalanya, tapi berani memulai dari apa yang tersisa.”
Melalui unit FINATRA dan DANASTRA, FIFGROUP terus menghadirkan pembiayaan inklusif, pelatihan pencatatan usaha, hingga bimbingan kewirausahaan yang berpihak pada perempuan, penyandang disabilitas, dan UMKM kecil di seluruh Indonesia.
Harapan yang Tak Pernah Padam
Kini, usaha rotinya diberi nama “Roti Harapan.”
Ia memasok ke warung sekitar, menerima pesanan daring, dan rutin mengikuti bazar UMKM binaan FIFGROUP di Depok.
Setiap pagi, aroma rotinya kembali menebar ke seluruh gang — membawa rasa hangat yang sama seperti pelukan seorang ibu kepada anaknya.
“Kalau dulu saya berdiri dengan kaki, sekarang saya berdiri dengan semangat,” katanya sambil membungkus roti terakhir untuk pelanggan langganan.
FIFGROUP melihat, dari kisah seperti inilah makna sejati keuangan inklusif dan berkelanjutan tumbuh:
Bukan soal pinjaman atau modal, tapi tentang mengembalikan martabat manusia — memberi ruang bagi harapan untuk hidup lagi.
Dari Dapur Kecil, Untuk Negeri Besar
Malam itu, lampu kecil di dapur Ibu Rika masih menyala.
Oven berdenting lembut, tanda roti sudah matang. Ia mengeluarkannya perlahan, meniup uap panas yang naik dari permukaannya.
Di wajahnya, tak ada lagi lelah. Yang tersisa hanya damai — seperti mentega yang meleleh di atas roti hangat.
Ia menatap dua anaknya yang tertidur, lalu berbisik pelan,
> “Besok kita mulai lagi, Nak. Karena harapan itu… nggak pernah benar-benar habis.”
✨ FIFGROUP – #BarengMeraihImpian
Karena setiap langkah kecil perempuan Indonesia adalah cahaya besar yang menghangatkan masa depan.
Discussion about this post