Gi-media.com — Medan Sumut — Pelaksanaan seleksi calon KPU Kota Tebingtinggi yang dilakukan Timsel Provinsi Sumatera Utara 6, diduga Syarat kepentingan dan tidak profesional, Hal ini jelas terlihat pada saat test wawancara yang dilakukan Timsel.
Pada saat test wawancara, Selasa (25/07/2023) di Hotel Grand Mercure Medan, Timsel tidak bekerja secara profesional, tidak seluruhnya Timsel melakukan wawancara terhadap calon KPU Kota Tebingtinggi. Jadi tidak jelas dasar penilaian terhadap peserta calon KPU.
Bahkan, ada peserta yang hanya diwawancarai seorang Timsel. Sementara 4 Timsel lainnya tidak melakukan wawancara atau mengajukan pertanyaan terkait materi yang berhubungan dengan Pemilu.
“Saya hanya diwawancarai seorang
anggota Timsel terkait penyaluran C6 dan saya jawab dengan baik. Sementara 4 Timsel lainnya tidak ada mengajukan pertanyaan maupun melakukan wawancara,” ujar salah seorang calon anggota KPU Tebingtinggi kepada mimbarsumut.com.
Sepertinya, siapa calon KPU yang diunggulkan masuk 10 besar dan selanjutnya 5 besar, sudah tersusun secara terstruktur. Jadi, test wawancara hanya formalitas belaka karena sudah jelas siapa yang akan digolkan masuk 10 besar dengan membuat nilai mereka diatas 300 tanpa melakukan wawancara terkait Pemilu maupun partai politik.
Beberapa calon KPU Kota Tebingtinggi usai mengikuti wawancara juga mengakui Timsel hanya bertanya latar belakang, pekerjaan dan organisasi calon KPU.
“Saya tidak ada ditanya yang berkaitan dengan Pemilu, Parpol, UU maupun materi lainnya. Jadi apa dasar Timsel membuat penilaian terhadap calon,” ujar salah seorang calon KPU mewakili perempuan.
Ironisnya lagi, masukan masyarakat terkait sikap dan perilaku calon KPU, tidak disikapi Timsel. Dari 10 calon KPU yang ditetapkan Timsel, ada tanggapan masyarakat. Namun, hal itu sepertinya diabaikan Timsel.
Selain itu, dalam penetapan 10 calon KPU Tebingtinggi, Timsel tidak menyikapi surat aduan masyarakat, pengalaman calon sebagai penyelenggara Pemilu dan pendidikan calon.
“Semua itu tidak menjadi acuan, calon KPU Tebingtinggi sudah tersusun secara terstruktur, pengalaman dan pengetahuan tidak menjadi modal utama. Yang pasti jika sudah memiliki backing kuat dari Parpol maupun organisasi kemasyarakatan, tidak mampu pun kita pasti lolos,” ujar calon KPU yang pernah sebagai penyelenggara Pemilu di Panwas dan KPU Tebingtinggi.
Parahnya lagi, saat calon KPU Tebingtinggi mengikuti Rikkes umum, ternyata ada beberapa orang harus kembali mengikuti wawancara karena dinilai pada saat test Rikkes Jiwa tertulis ada kekurangan sehingga harus dilakukan wawancara.
“Jadi jelas, pelaksanaan seleksi calon KPU Tebingtinggi yang dilakukan Timsel Propinsi Sumatera Utara 6, penuh kecurangan dan kelima Timsel seperti ‘kerbau dicucuk hidung’.
Untuk mengkonfirmasi proses seleksi KPU Tebingtinggi yang penuh kecurangan dan diduga ada ‘mahar’ untuk penetapan calon, Wartawan media mimbarsumut.com tidak bisa mendapatkan nomor HP kelima orang Timsel.
Laporan : ( Ris)
Discussion about this post